"I forgive you" ... sebuah kata yang sangat mudah dikatakan, tapi sulit dilakukan.. Dalam kehidupan yang saya jalani, banyak sekali orang yang ngomong.. "Gw ga bisa maafin dia. Dia udah nyakitin gw, gini dan gitu, bla bla bla.." tetapi pada orang yang bersangkutan, dia bisa bilang "Iye.. dah gw maapin".. Tapi kenyataannya, dalam hati, kita ga bisa sangkal bahwa kita terluka, dan kita nggak akan bisa maafin orang tersebut. Kita ngomong "I forgive you" cuma semata-mata biar urusan kita sama dia beres. Fullstop.
Dalam sebuah hubungan yang dilandasi cinta / kasih sayang, rasanya memaafkan begitu mudah. Saya berbuat salah sama suami, saya minta maaf, dia memaafkan, dan hubungan berlangsung baik lagi. Dia berbuat salah ke saya, dia minta maaf, saya memaafkan, dan hubungan kembali normal. Demikian juga sama orang yang lagi pacaran.. Pacarnya bikin salah, minta maaf, dimaafkan, jalan lagi. Tetapi buat saya, rule ini ADA selagi hubungan ini dilandasi oleh LOVE.
Saat seseorang tidak lagi memiliki rasa sayang sama pasangannya, di sinilah "pintu maaf" mulai terkunci rapat, dan perceraian / putus terjadi.
Ya memang, disakiti rasanya sakit. Kalo nggak sakit, bukan disakiti namanya. Hehehe.. Tetapi sebuah luka pun ada obat / penyembuhnya kok. Sakit hati juga pasti ada obatnya.. Bagi saya, obatnya itu kembali lagi : LOVE.
Kenapa Tuhan Yesus ajarkan.. "Kasihilah musuhmu.." ? Saya yakin, Tuhan Yesus nggak mau kita hidup dalam kebencian. "Kasihilah sesamamu manusia".. ya, 'musuh' kita pun masih manusia. Dan ingat loh.. kita juga masih manusia biasa.. yang tak sempurna dan kadang salah :P Saat kita membenci seseorang dan hidup dalam kungkungan kebencian, yang rugi itu kita sendiri. Kita nggak bisa menikmati hidup, sebel kalo liat dia 'haha-hehe' ama temen-temennya, rasanya ngedenger suaranya dari jauh aja bawaannya dah uuuuggghhhh... sebel! Yang rugi siapa? Yang meradang siapa? Dia mah lewat ya lewat aja tanpa beban..
Abis itu kita yang kesel sendiri "Duh, tu orang ga peka banget ya? Gak tau apa gw sebel banget ama dia.." Apalagi dianya menegur / mencoba ramah sama kita. Padahal nih.. bagi dia, masalah udah selesai saat kita bilang "I forgive you.." Setelah itu, masalah terbesar ada di dalam diri kita sendiri sebenarnya.
Saat kita mulai berkata "saya ga bisa maafin kamu" .. sadar atau tidak.. kita sudah nggak lagi memiliki kasih..
1 Korintus 13 : 5-7 (versi "The Message") berkata seperti ini:
Love never gives up.
Love cares more for others than for self.
Love doesn't want what it doesn't have.
Love doesn't strut,
Doesn't have a swelled head,
Doesn't force itself on others,
Isn't always "me first,"
Doesn't fly off the handle,
Doesn't keep score of the sins of others,
Doesn't revel when others grovel,
Takes pleasure in the flowering of truth,
Puts up with anything,
Trusts God always,
Always looks for the best,
Never looks back,
But keeps going to the end.
Atau dalam versi lain (New Living Translation).. dikatakan
Love is patient and kind. Love is not jealous or boastful or proud or rude. It does not demand its own way. It is not irritable, and it keeps no record of being wronged. It does not rejoice about injustice but rejoices whenever the truth wins out. Love never gives up, never loses faith, is always hopeful, and endures through every circumstance.
Kadang, saat kita dilukai, kita terlalu mengasihani diri sendiri, karena kita merasa kita adalah 'korban'.. sehingga kita lupa kalau mungkin kita juga pernah menyakiti orang lain baik sengaja maupun nggak sengaja.
Semua orang nggak akan luput dari kesalahan. Yang terpenting adalah kita sadar bahwa kita salah, dan mau memperbaikinya. Terkadang kita terlalu cepat nge-judge orang bahwa dia nggak akan pernah bisa berubah. Eh.. Siapa tau, karena kita, karena masalah ini, dia jadi berubah? We never know..
Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan kebencian... Fill it with love, because love comes from God. Love each other, forgive each other.. let's make this world a better place.