Thursday, February 18, 2010

Wedding Vow

"Saya (nama cowok/cewek) mengaku dan menyatakan di sini, di hadapan Alalh dan Pendeta serta jemaat yang hadir sebagai saksi, bahwa saya mengambil (nama cewek/cowok) sebagai (isteri/suami) yang sah, dan saya sebagai suami yang setia akan tetap mengasihi dan melayani dia pada waktu suka maupun duka, pada waktu sehat maupun sakit dan akan memelihara dia dengan setia. Saya berjanji akan menuntut hidup suci dengan isteri saya dengan menyatakan kesetiaan dan iman saya di dalam segala hal kepadanya sesuai dengan Injil Tuhan Yesus Kristus."

Ya. Yang di atas itu adalah janji nikah yang harus diucapkan saat Sakramen Pemberkatan Nikah (Holy Matrimony) berlangsung. Yang saya ketik di atas itu adalah 'template' janji nikah di GPIA Immanuel. Mungkin janji nikah ini bisa berbeda dari gereja ke gereja, tapi pada intinya itu SAMA.

Berjanji untuk tetap setia dalam segala keadaan. Entah kenapa, bukannya sok Inggris, hehe.. Tapi saya lebih suka janji nikah dalam Bahasa Inggris. Kata-katanya seperti ini, "I _____, take you ______, to be my wedded wife/husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you my faithfulness."

Perhatikan kata-kata "For better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part." I really love the statement! Untuk keadaan yang lebih baik, ataupun keadaan yang lebih buruk, kaya atau miskin, sakit maupun sehat, mencintai dan
memelihara sampai maut memisahkan. Isn't that beautiful??

Friends, saat saya duduk diam dan bertanya ke diri saya sendiri tentang apa yang harus saya tulis dalam oret-oretan saya kali ini, saya diingatkan mengenai janji nikah dan sebuah pernikahan. Pernikahan membutuhkan komitmen. Sebuah komitmen yang besar sebagai sepasang suami isteri, karena seharusnya sebuah pernikahan itu hanya berlangsung sekali seumur hidup. Kalau sebuah pernikahan tidak memerlukan komitmen yang besar, saya rasa.. janji nikah di atas nggak perlu diucapkan deh.

Di dalam Alkitab, kita dianggap sebagai mempelai wanita, dan Kristus adalah mempelai pria. Selayaknya dalam sebuah pernikahan, kehidupan kita dengan Tuhan juga memerlukan sebuah komitmen. Sebuah komitmen yang menyatakan bahwa kita akan tetap bersama dengan Tuhan dalam kondisi apapun.

Saya sempat berpikir juga kenapa kita diibaratkan sebagai mempelai wanita. Dalam sebuah Sakramen Pemberkatan Nikah, biasanya mempelai pria yang terlebih dahulu mengucapkan janji nikahnya. Sekali lagi, kita = mempelai wanita, Kristus = mempelai pria. Nah, bukankah itu berarti Kristus yang terlebih dahulu mau 'berkomitmen' sama kita? Kalau menurut interview sama Pdt. Johan Lumoindong di depan tadi, komitmen = mengikatkan diri. Friends, do you realize that?? Tuhan yang terlebih dahulu mau mengikatkan diri sama kita. Bukan kita yang memilih Dia, tapi Dia yang udah terlebih dahulu memilih kita. Isn't that awesome?

Coba deh bayangin, Tuhan Yesus berjanji sama kita seperti itu. Dia berjanji akan memiliki dan memegang kita dalam keadaan suka maupun duka, kaya atapun miskin, sakit ataupun sehat, untuk mencintai dan memelihara sampai maut memisahkan. Dan kita semua tahu, kalau Tuhan itu kekal. Dia sudah mengalahkan kematian. Intinya, kasih sayang Dia ke kita nggak bisa dibatasi oleh apapun.

Sekarang giliran kita untuk mengucapkan janji kita sebagai mempelai wanita. Banyak yang bilang "ngomong mah gampang, melakukan itu sulit."

Bener nggak? Nah, mungkin juga pada saat kita dalam keadaan senang, everything's going OK, kita bisa bilang "Yes. Dalam segala keadaan, I will love You!" Lalu, bagaimana kalau kita lagi dalam keadaan berduka, miskin, dan sakit? Apakah komitmen itu masih bisa kita pegang?

Friends, ayo coba kita renungkan lagi komitmen kita kepada Tuhan. Apakah benar kita mau mencintai Dia dalam keadaan apapun? Apakah benar kita mau melayani Dia dalam keadaan apapun? Kadang saat pacaran pun, si cowok bisa merayu si cewek dengan bilang ,"buat kamu apa sih yang nggak bisa aku lakukan?".. Bisa nggak saat ini juga kita ngomong ke Tuhan, "Tuhan, buat Engkau apa sih yang nggak bisa aku lakukan?" ** (EK)

3 comments:

  1. I like..bwt air mata saya hmpir jatuh,, sungguh romantis..

    ReplyDelete
  2. sebentar lagi tepatnya 18 Februari pernikahan Anda akan berusia 18 tahun... semakin kuat di dalam TUHAN JESUS.(Filipi 4:13).Salam: David "Silpra" Susilo Pranoto

    ReplyDelete